KravmagaBrooklyn.com – Apakah Kamu sedang mencoba menjadi investor pemula? Jika demikian, penting untuk berhati-hati dalam memilih saham. Termasuk memahami apa itu saham gorengan.
Saham gorengan adalah istilah yang sering kita dengar di dunia pasar modal, namun banyak dari kita yang belum memahami dengan baik apa sebenarnya saham gorengan tersebut.
Untuk itu, kami akan mencoba membantu Kamu memahami lebih jauh tentang data hk saham gorengan, mulai dari pengertian, ciri-ciri, risiko, hingga cara menghindarinya
Apa Itu Saham Gorengan?
Dilansir dari Organum Jurnal Saintifik Manajemen dan Akuntansi, saham gorengan didefinisikan sebagai saham dengan fundamental yang kurang baik atau buruk, namun sengaja dimanipulasi oleh oknum tertentu untuk memperoleh keuntungan.
Oknum tersebut akan menciptakan opini di kalangan investor ritel agar membeli saham tersebut. Ketika harga saham tersebut berhasil dinaikkan, oknum tersebut akan menjalankan aksi ‘profit taking’.
Situasi ini sangat berisiko bagi investor ritel, terutama bagi mereka yang masih pemula.
Ketika oknum tersebut berhasil mendapatkan keuntungan di harga tertinggi dan memutuskan untuk menjual saham tersebut, ada kemungkinan harga saham akan turun drastis atau bahkan stagnan.
Ciri-ciri Saham Gorengan
Setelah mengetahui apa itu saham gorengan, berikut ini ciri-cirinya yang harus Kamu pahami:
1. Ada di Daftar Unusual Market Activity
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga memainkan peran dalam mendeteksi potensi saham gorengan.
Jika BEI mengamati adanya fluktuasi harga yang signifikan pada suatu saham, saham tersebut akan dimasukkan ke dalam daftar Unusual Market Activity.
Namun, seperti yang dikutip dari laman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, perlu dicatat bahwa tidak semua saham yang ada dalam daftar Unusual Market Activity merupakan saham gorengan.
Daftar ini lebih berfungsi sebagai peringatan bagi investor untuk berhati-hati terhadap saham-saham tersebut.
2. Volume dan Nilai Transaksi Harian Tidak Wajar
Kamu, ciri-ciri lain dari saham gorengan biasanya adalah volume dan nilai transaksi harian saham lapis kedua dan ketiga yang lebih rendah dibandingkan dengan saham lapis pertama.
Jadi, jika volume dan nilai transaksi harian saham tersebut justru lebih tinggi daripada saham lapis pertama, Kamu perlu mencurigainya sebagai potensi saham gorengan.
Pasalnya, saham tersebut mungkin sedang digoreng oleh bandar. Selain itu, Kamu juga bisa melihat antrian beli (bid) dan antrian jual (offer) saham tersebut.
‘Bid’ adalah permintaan untuk membeli saham di harga rendah, sedangkan ‘offer’ adalah penawaran untuk menjual saham di harga yang lebih tinggi.
Transaksi saham gorengan biasanya terjadi dalam jumlah besar. Akan tetapi, jumlah saham yang ditawarkan (offer) dan permintaan beli (bid) biasanya tidak sebanding, dengan penawaran dan permintaan yang relatif tipis.
3. Kinerja Keuangan dan Informasi
Ciri ketiga dari saham gorengan adalah adanya diskrepansi antara kinerja keuangan perusahaan dan pergerakan harga saham.
Misalnya, bisa terjadi situasi di mana kinerja keuangan perusahaan menurun lebih dari 50%, namun harga sahamnya justru meningkat.
Idealnya, kinerja perusahaan harus berjalan seiring dengan harga sahamnya.
Risiko Saham Gorengan
Mengingat banyak saham gorengan yang tidak kembali ke harga awal setelah fluktuasi harga, Kamu harus memahami risiko-risiko yang terkait dengan saham gorengan.
1. Emiten Saham Gorengan
Emiten adalah pihak yang menawarkan efek, termasuk saham, kepada masyarakat.
Jika emiten tersebut mengalami kebangkrutan, tentunya saham yang mereka tawarkan tidak akan menghasilkan profit.
Banyak kasus kebangkrutan saham gorengan yang menjadi topik perbincangan di kalangan investor.
Istilah ‘nyangkut’ dalam dunia investasi merujuk pada situasi di mana saham yang dibeli merugi dan nilai penjualannya tidak mencapai harga beli, sehingga investor merasa ‘terjebak’.
Jika saham tersebut sudah nyangkut, solusi yang sering diambil adalah menjualnya, meski harga jualnya bisa jadi lebih rendah daripada harga beli.
Walaupun penjualan saham ini dapat sedikit meringankan kerugian, ini bukanlah solusi yang sepenuhnya tepat.
Sebaiknya, investor selalu melakukan analisis yang cermat sebelum memutuskan untuk membeli saham dan menjaga diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.
2. Fundamental Bisnis Buruk
Tidak ada jaminan bahwa sesuatu yang tampak baik di awal akan berakhir dengan hasil yang baik pula.
Saham gorengan sering kali tidak memenuhi standar fundamental yang baik, baik itu dalam hal pemilihan saham, kualitas tim, lini bisnis, keuangan, maupun model bisnis.
Para pelaku yang tidak bertanggung jawab biasanya hanya mengejar klien atau calon investor dengan tujuan mendapatkan keuntungan cepat.
Mereka berusaha keras untuk mengendalikan harga agar saham gorengan tidak mengalami penurunan atau kerugian.
Biasanya, bukan hanya satu atau dua individu yang terlibat, tetapi lebih dari itu. Mereka memiliki kepemilikan saham secara bersama dan juga mengendalikan harga secara bersama, sehingga seringkali mereka disebut ‘bandar’.
Karena pengendalian harga ini, suplai dan permintaan (supply and demand) menjadi terpengaruh dan cenderung terpusat pada kelompok oknum ini.
Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, maka harga saham akan menjadi tidak seimbang.
3. Saham Gorengan Berisiko Menghancurkan Portofolio
Saham gorengan dikenal dengan prinsip ‘high risk, high return.’
Artinya, Kamu bisa membeli dengan harga yang rendah dan mendapatkan keuntungan yang besar. Namun, perlu diingat bahwa risiko kerugian juga sangat besar.
Hanya sedikit orang yang mampu bertahan dalam perdagangan saham gorengan. Hanya mereka yang benar-benar ahli atau sedang beruntung yang mungkin meraih keuntungan.
Membeli saham gorengan juga dapat merusak portofolio investasi yang telah Kamu bangun dengan susah payah.
Hal ini disebabkan oleh volatilitas harga saham gorengan yang tinggi, yang bisa tiba-tiba anjlok setelah mengalami kenaikan yang tajam.
Berinvestasi dalam saham gorengan juga berpotensi menimbulkan stres, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan Kamu.
Tips dan Trik Menghindari Saham Gorengan
Menurut halaman web UNNES, saham gorengan dapat diartikan sebagai saham yang mengalami kenaikan yang tidak biasa karena direkayasa oleh pelaku pasar untuk tujuan tertentu.
Untuk menghindari jebakan saham semacam ini, berikut adalah beberapa tips dan trik yang dapat Anda gunakan:
1. Pantau Pasar Saham
Sebagai investor saham, Kamu perlu rajin memantau pasar saham. Sebab, setiap berita bisa mempengaruhi pergerakan harga saham yang sedang dipegang.
Dalam konteks saham gorengan, biasanya tidak ada berita khusus mengenai emiten yang bersangkutan, tetapi tiba-tiba saja terjadi pergerakan harga yang dianggap tidak wajar.
Saat ini, memantau pasar saham sudah menjadi semakin mudah bagi Kamu, berkat berbagai platform investasi yang tersedia.
2. Pilih Cut Loss
Jika sudah mengalami kerugian, jangan tahan modal Kamu lebih lama. Segera lakukan cut loss atau pertimbangkan untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah.
Memang, Kamu mungkin mengalami kerugian, tetapi dengan melakukan cut loss saat harga saham tidak terlalu jauh dari harga beli, kerugian itu tidak akan menghabiskan seluruh modal.
3. Diversifikasi Saham
Untuk menghindari kerugian besar, disarankan bagi Kamu untuk mendiversifikasi portofolio saham, tidak hanya terfokus pada satu jenis saham saja.
Kamu dapat mencoba membeli saham lapisan pertama dan kedua secara bersamaan. Jika keduanya menghasilkan keuntungan, tentu itu akan menjadi kabar baik.
Namun, jika satu saham memberikan keuntungan live draw hk dan yang lainnya merugi, Kamu tetap bisa merasa senang karena keuntungan dari saham yang satu dapat menutupi kerugian dari saham lainnya.
4. Jangan Memaksakan Trading
Terakhir, Kamu, jangan memaksakan diri untuk trading saat kondisi saham tidak optimal, baik ketika merugi maupun sedang menguntungkan.
Luangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas lain, guna mengembalikan kondisi ke normal.
Jangan biarkan emosi menguasai pikiran Kamu. Biasanya, saham gorengan ditransaksikan oleh trader, bukan investor, karena fluktuasi harganya.
Bagi trader pemula, pembelian saham gorengan tidak disarankan karena potensi kerugian sangat besar jika modal tidak kuat.